Selasa, 25 Maret 2014

Politik : Ketika "Golput, ini pilihanku"



Ketika “Golput, ini pilihanku”


Oval: Putih itu suci, putih itu bersih. Putih ituuuuuuuuu ya nggak golput juga kaliiiiii………………
 





Menjelang pesta pemilu yang sebentar lagi diadakan , tak bisa disangkal bahwa baru sedikit masyarakat yang tahu siapa saja kandidat yang dapat dipilih. Memang banyak yang menilai bahwa “ Untuk apa sih aku harus milih? Toh ujung-ujungnya sama saja nggak ada perubahan. Indonesia masih gini-gini aja”.
Saya sendiri mendengar dari beberapa orang mengatakan “ ah, gak usah milih aja” atau “ golput aja deh”. Mereka mengatakan itu ada dua sebab, yang pertama adalah mereka orang awam yang tidak tahu mana “calon” yang benar-benar baik, dan yang kedua mereka terlalu tahu kekurangan yang ada pada masing-masing “calon”.
Untuk menggunakan suara kita dalam pemilu sebenarnya adalah hak, tapi ini cenderung pada kewajiban untuk menggunakan hak. Ketika seseorang berpikir untuk golput dan beranggapan bahwa suaranya dalam pemilu tidak berguna, karena tanpa dia menggunakan suaranya pun akhirnya juga akan terpilih sang “pejabat” yang akan melanjutkan aksinya setelah ia berhasil memenangkan suara rakyat. Maka dari sinilah muncul anggapan memilih adalah percuma.
Hampir semua orang yang ada di negeri ini menyadari bahwa betapa banyak kekurangan dan perbaikan yang sangat dibutuhkan untuk negeri ini. Masyarakat yang mungkin menginginkan kehidupan yang “lebih baik” berharap bahwa pemimpin mereka akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan bagi mereka. Jika pemimpin itu bisa memberikan apa yang masyarakat inginkan maka dia telah berhasil dan negara ini akan maju, jelas TIDAK semudah itu.
Unsur pokok negara ini bukanlah hanya pemimpin, tetapi masyarakat atau warga negara memiliki peranan yang sangat penting dalam hal mencapai cita-cita bangsa. Kita membutuhkan pemimpin yang MAMPU meningkatkan kesadaran rakyatnya bahwa negeri ini akan terus begini jika mereka tak mau berbuat apa-apa dan hanya menunggu aksi pemimpin , kemudian meresponnya jika itu menguntungkan dan menolaknya mati-matian jika , mereka tidak diuntungkan.
Ya, semua sudah merasakan asam-pahitnya menjalani kehidupan di negeri ini. Tapi perlu diingat, bahwa negara ini akan menjadi lebih baik jika masyarakatnya pun bisa melakukan hal-hal yang membawa dampak baik untuk negara. Tanpa harus ia memikirkan siapa yang sedang memimpin, tanpa harus memikirkan pemimpin yang sekarang bukanlah pemimpin yang dipilihnya dulu ketika pemilu.
Ketika hak GOLPUT mengalahkan hak untuk MEMILIH, maka mari kita kembali melihat negara ini adalah negara yang demokrasi, dan semua rakyat menginginkan demokrasi itu. Maka, bagaimana demokrasi itu tercapai jika rakyatnya tidak mau melakukan hal yang demokratis??????
So, gunakanlah hak suara anda dalam pemilu. Jika anda merasa banyak kekurangan pada “calon pemimpin” yang anda pilih, yakinlah bahwa masih ada banyak pemimpin dinegeri ini yang tersembunyi bertebaran  melakukan perbaikan dari dalam. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar