Ketika
“Golput, ini pilihanku”
Menjelang pesta pemilu yang
sebentar lagi diadakan , tak bisa disangkal bahwa baru sedikit masyarakat yang
tahu siapa saja kandidat yang dapat dipilih. Memang banyak yang menilai bahwa “
Untuk apa sih aku harus milih? Toh ujung-ujungnya sama saja nggak ada
perubahan. Indonesia masih gini-gini aja”.
Saya sendiri mendengar dari
beberapa orang mengatakan “ ah, gak usah milih aja” atau “ golput aja deh”.
Mereka mengatakan itu ada dua sebab, yang pertama adalah mereka orang awam yang
tidak tahu mana “calon” yang benar-benar baik, dan yang kedua mereka terlalu
tahu kekurangan yang ada pada masing-masing “calon”.
Untuk menggunakan suara kita
dalam pemilu sebenarnya adalah hak, tapi ini cenderung pada kewajiban untuk
menggunakan hak. Ketika seseorang berpikir untuk golput dan beranggapan bahwa
suaranya dalam pemilu tidak berguna, karena tanpa dia menggunakan suaranya pun
akhirnya juga akan terpilih sang “pejabat” yang akan melanjutkan aksinya
setelah ia berhasil memenangkan suara rakyat. Maka dari sinilah muncul anggapan
memilih adalah percuma.
Hampir semua orang yang ada di
negeri ini menyadari bahwa betapa banyak kekurangan dan perbaikan yang sangat
dibutuhkan untuk negeri ini. Masyarakat yang mungkin menginginkan kehidupan
yang “lebih baik” berharap bahwa pemimpin mereka akan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang menguntungkan bagi mereka. Jika pemimpin itu bisa
memberikan apa yang masyarakat inginkan maka dia telah berhasil dan negara ini
akan maju, jelas TIDAK semudah itu.
Unsur pokok negara ini bukanlah
hanya pemimpin, tetapi masyarakat atau warga negara memiliki peranan yang
sangat penting dalam hal mencapai cita-cita bangsa. Kita membutuhkan pemimpin
yang MAMPU meningkatkan kesadaran rakyatnya bahwa negeri ini akan terus begini
jika mereka tak mau berbuat apa-apa dan hanya menunggu aksi pemimpin , kemudian
meresponnya jika itu menguntungkan dan menolaknya mati-matian jika , mereka
tidak diuntungkan.
Ya, semua sudah merasakan
asam-pahitnya menjalani kehidupan di negeri ini. Tapi perlu diingat, bahwa
negara ini akan menjadi lebih baik jika masyarakatnya pun bisa melakukan
hal-hal yang membawa dampak baik untuk negara. Tanpa harus ia memikirkan siapa
yang sedang memimpin, tanpa harus memikirkan pemimpin yang sekarang bukanlah
pemimpin yang dipilihnya dulu ketika pemilu.
Ketika hak GOLPUT mengalahkan hak
untuk MEMILIH, maka mari kita kembali melihat negara ini adalah negara yang
demokrasi, dan semua rakyat menginginkan demokrasi itu. Maka, bagaimana
demokrasi itu tercapai jika rakyatnya tidak mau melakukan hal yang
demokratis??????
So, gunakanlah hak suara anda
dalam pemilu. Jika anda merasa banyak kekurangan pada “calon pemimpin” yang
anda pilih, yakinlah bahwa masih ada banyak pemimpin dinegeri ini yang
tersembunyi bertebaran melakukan
perbaikan dari dalam. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar